Search

Translate

Minggu, 15 Januari 2023

Mengukur Kinerja Maintenance (KPI) Part-2

Chapter kali ini adalah lanjutan dari "Mengukur Kinerja Maintenance (KPI) Part-1" dimana membahas indikator utama yang sering digunakan. Adapun indikator-indikator tambahan yang juga bisa jadi alat pengukuran performance.

1. LTIFR (Lost Time Injury Frequency Rate)

Untuk mengukur performance safety secara keseluruhan dan frekuensi indikasi kehilangan waktu akibat sakit/cedera. Hasil nilai yang direkomendasikan dari perhitungan ini adalah LTIFR < 5.

Rumus : 

  • LTIFR = (Number of Lost Time Injuries : Total Man Hours) x 1.000.000

Jika > 5, maka : 

  • Personel lebih banyak sakit/cedera
  • Praktek atau mekanisme terhadap sefety tidak efektif
  • Laporan kecelakaan atau kejadian meningkat
Jika < 5, maka :
  • Personel tidak keadaan sakit/cedera
  • Praktek atau mekanisme terhadap sefety efektif
  • Laporan kecelakaan atau kejadian menurun

2. Maintenance Efficiency

Adalah bertujuan untuk mengukur effort/usaha pemeliharaan yang diperlukan untuk memberikan tingkat kinerja dari peralatan (atau Plant).

Rumus : 

  • Maintenance Efficiency (%) = (Maintenance Man hours : Operating Time) x 100%

Jika "Nilai" semakin besar, maka : 

  • Effort terhadap pemeliharaan meningkat
  • Praktek atau mekanisasi terhadap pemeliharaan tidak efektif
  • Kondisi saat beroperasi terjadi deterioration
  • Kegiatan pemeliharaan terlalu over/berlebihan
Jika "Nilai" semakin kecil, maka :
  • Effort terhadap pemeliharaan menurun
  • Praktek atau mekanisasi terhadap pemeliharaan efektif
  • Kondisi saat beroperasi telah improve
3. Preventive Inspection Effectiveness

Adalah mengukur keefektivan dari aktivitas preventive inspection.

Rumus : 

  • Preventive Inspection Effectiveness = (Preventive Repair Man Hour : Preventive Inspection Man Hours)

Note : "Preventive repair man hours adalah maintenance yang dihasilkan dari sebuah aktivitas preventive inspection"

Jika "Nilai" semakin besar, maka : 

  • Preventive inspection efektif, atau
  • Frekuensi inspeksi rendah
Jika "Nilai" semakin kecil, maka :
  • Preventive inspection tida efektif, atau
  • Frekuensi inspeksi terlalu tinggi
4. Ratio of Preventive to Breakdown Maintenance

Adalah ukuran efektivitas proses perencanaan / penjadwalan dan pengaruhnya terhadap pemeliharaan kerusakan. Standard hasil yang bagus sebesar = 16

Rumus : 

  • A = (B + C) : D
  • A = Ratio of preventive to breakdown maintenance
  • B = Preventive repair man hours
  • C = Preventive inspection man hours
  • D = Breakdown man hour

Jika "Nilai" semakin besar, maka : 

  • Over maintaining
  • Praktek/strategi preventive maintenance terlalu efektif dan harus dioptimalkan (optimize cost)
Jika "Nilai" semakin kecil, maka :
  • Preventive inspection tidak efektif
  • Kerusakan/kesalahan tidak dilaporkan
  • Praktek /strategi preventive maintenance tidak efektif
5. Rework

Pekerjaan berulang dari aktivitas/tindakan maintenance sebelumnya, tidak efektifnya pekerjaan. pekerjaan bisa menjadi tidak efektif karena pengerjaan yang buruk, desain yang buruk, atau prosedur yang tidak tepat. 

Rumus : 

  • Rework (%) = (Rework man hours : Maintenance work hour) x 100%

Jika "Nilai" semakin besar, maka : 

  • Kegiatan maintenance tidak efektif
  • Design yang buruk
  • Pengoperasian yang buruk
Jika "Nilai" semakin kecil, maka :
  • Kegiatan maintenance efektif
  • Memiliki design yang bagus
  • Pengoperasian yang bagus
6. Overtime hours per month
Adalah untuk mengukur overtime dari personel yang melakukan overtime. Diharapkan memiliki perencanaan kegiatan maintenance yang baik.

Rumus : 

  • Overtime (%) = (Total overtime hours worked : Total hours worked) x 100%
  • Tidak melebihi atau < 6%
7. Rasio Perbandingan Load Pekerjaan dengan Jumlah Personel

Adalah untuk mengukur total beban pekerjaan yang ada dibandingkan dengan jumlah personel  yang ada. Artinya Jika hasilnya nanti melebihi jumlah personel aktualnya, maka load pekerjaannya overload. Sehingga jangka pendeknya bisa melakukan overtime atau jangka panjangnya menambahkan jumlah personel ataupun sebaliknya.

Rumus : 

  • Kebutuhan Jumlah personel seharusnya (man) = (Total actual man hours : Available time or calender time effective)
Dari pembahasan sebelumnya "Mengukur Kinerja Maintenance Part-1" dan berikutnya di part-2 kali ini adalah indikator-indikator keberhasilan yang bisa dijadikan referensi. Sebenarnya masih banyak sekali indikator keberhasilan maintenance, namun menurut saya indikator keberhasilan yang telah ditulis di part 1 dan part 2 sudah bisa merepresentasikan keberhasilan maintenance.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *