Search

Translate

Selasa, 31 Januari 2023

5 Tahapan Menuju Zero Breakdown Maintenance

Sebelum membahas cara untuk menuju zero breakdown maintenance ada lebih baiknya membaca materi pembahasana sebelumnya karena setiap chapter tulisan-tulisan saya akan berkaitan satu dengan lainnya.

Dari pengalaman selama ini, pengamatan secara direct dan indirect perlu dikombinasikan. Mungkin masih banyak sebagian dari teman-teman belum memaksimalkan pengamatan secara indirect. Pembahasan pengamatan secara direct dan indirect sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya. Padahal untuk menuju zero breakdown maintenance mau tidak mau kita harus membiasakan untuk mengukur dan menganalisa data secara serius. Dizaman saat ini data itu sama pentingnya dengan minyak bumi karena siapa yang memiliki data lengkap dia adalah juaranya.

Saya yakin disetiap perusahaan sudah banyak memiliki data, namun data tersebut ada yang belum bisa langsung dianalisa karena masih berupa data mentah atau mungkin data yang dimiliki belum masuk ke format database. Maka dari itu, susunlah data yang dipunya kedalam standard penyusunan database. Jika data sudah ada dan tersusun dengan standard database, maka data tersebut sudah bisa dianalisa. Perusahaan yang sudah memiliki sistem CMMS, seperti SAP salah satunya bisa sedikit lebih mudah dalam mengelola data. Tapi tetap saja walaupun sudah menggunakan sistem SAP kita tetap mefilterisasi data-data yang ada karena ada data yang bisa digunakan dan juga ada data yang tak bisa kita gunakan (data sampah). Kombinasikan antara SAP dengan microsoft excel ataupun power BI agar pengolahan data bisa semakin memudahkan dalam proses analisa. Jika ada perusahaan yang belum memiliki sistem CMMS seperti SAP tidak usah khawatir karena kita bisa mengelolah data dengan tools microsoft excel ataupun power BI. Yang paling penting datanya ada dan terdokumentasi dengan baik.

Gambar 1. Contoh dashboard data indikator maintenance

dashboard Indikator

Tahapan kedua adalah stabilisasi mean time between failure (MTBF). Untuk bagaimana cara menghitung MTBF sudah saya jelaskan di materi sebelumnya, yaitu mengukur kinerja maintenance part-1. Setelah kita ukur nilai MTBF dari suatu mesin, maka kita akan tahu tingkat deterioration mesin. Cara untuk menstabilkan MTBF dengan cara, yaitu :

  • Menetapkan kondisi dasar mesin
  • Memperbaiki penurunan yang terabaikan (menangani keursakan yang terlihat nyata)
  • Mencegah penurunan karena "ulah manusia/human error" (accelerated deterioration)
  • Mengikuti SOP
  • Mengantisipasi kerusakan yang tidak terlihat (hidden deffect)
Gambar 2. Pengamatan deterioration mesin (klik gambar agar lebih jelas)

Deterioration

Setelah kita ukur MTBF dan berhasil menstabilkan MTBF, barulah kita masuk ke tahapan ketiga, memperpanjang daur hidup mesin (lengthen average part life). Butuh konsitensi dan kolaborasi yang baik dengan tim untuk bisa melalui tahapan demi tahapan. Adapun cara untuk langkah-langkah di tahapan kedua ini adalah sebagai berikut :

  • Mengkoreksi kelemahan desain
  • Mengeleminasi kerusakan nyata
  • Memperbaiki tampilah luar dari mesin
  • Mengeleminasi sproradic failure
  • Memulihkan kerusakan eksternal

Gambar 3. Contoh grafik prediksi kehandalan mesin based on MTBF
Grafik prediksi reliability

Tahapan selanjutnya, yaitu menangani penurunan secara periodic. Maksudnya adalah kita harus sudah menetapkan interval aktivitas maintenance kita. Contohnya misal menetapkan time based maintenance mengganti bearing mesin setiap 20.000 jam atau melakukan inspeksi periodik setiap 1 minggu sekali. Langkah-langkah yang perlu dijalankan di tahapan ini, yaitu :

  • Memulihkan kerusakan secara berkala
  • Perkirakan masa pakai peralatan
  • Tetapkan standar untuk inspeksi dan pengujian berkala
  • Tetapkan standar untuk penggantian part/equipment/suku cadang berkala
  • Tingkatkan pemeliharaan
  • Gunakan indera untuk mendeteksi kerusakan internal
  • Mengidentifikasi kerusakan yang memberikan tanda peringatan kerusakan
  • Belajar mendeteksi tanda peringatan kerusakan

Dan tahapan terakhir, yaitu memprediksikan daur hidup mesin. Jika kita berhasil sampai melakukan ditahapan ini, maka aktivitas maintenance kita bisa dikatakan sudah menuju ke arah efektif dan effisien. Tentunya ditambah dengan parameter-parameter pendukung seperti yang sudah dibahas di mengukur kinerja maintenance part 1 dan mengukur kinerja maintenance part 2. Langkah-langkah untuk diproses kelima ini, yaitu :

  • Memprediksi masa pakai peralatan menggunakan teknik diagnostik
  • Memperjelas dan mematuhi standar operasi
  • Menganalisis kelelahan material
  • Menganalisa keausan  material
  • Ambil tindakan untuk memperpanjang masa pakai peralatan
  • Melakukan restorasi berkala berdasarkan prediksi umur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *